Salatiga, 19 September 2024
Sekolah merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan sebagai fasilitas dalam menerapkan pendidikan tentang pengelolaan sampah sejak dini. MI Ma’arif Mangunsari Salatiga telah berinovasi dalam pengelolaan sampah dengan membuat program berkelanjutan yang melibatkan siswa, guru, dan staf madrasah. Melalui program Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5-PPRA) yang menjadi bagian dari Komisi Kurikulum telah memberikan edukasi dan praktik pengelolaan sampah yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan peduli terhadap lingkungan. Jumlah siswa MI Ma’arif Mangunsari Tahun Ajaran 2024/2025 sebanyak 712 siswa, sebagai contoh yaitu jika setiap hari siswa mengkonsumsi makanan kemasan minimal tiga bungkus, maka jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 2.136 bungkus sampah kemasan dan jenis sampah yang seringkali ditemukan di madrasah adalah botol plastik, gelas plastik, sisa makanan, kertas bekas, dan plastik kemasan.
Sehingga beberapa jenis sampah yang ditemukan di madrasah perlu dikelompokan sesuai dengan jenisnya, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Hal tersebut penting untuk dilakukan sebab memudahkan dalam mendaur ulang atau pengelolaan sampah. Dengan begitu madrasah telah menyediakan fasilitas berupa tempat sampah di setiap sudut sesuai dengan jenisnya serta adanya poster, flayer, dan mmt tentang eduksi membuang sampah sesuai jenisnya, menjaga dan merawat lingkungan. Adanya sampah dengan jumlah yang banyak, tidak dipisahkan sesuai jenisnya, dan hal lainnya dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, mendatangkan penyakit, mencemari lingkungan, menciptakan habitat hama di madrasah.
Berangkat dari hal tersebut maka madrasah memiliki system pengelolaan sampah yang menerapkan prinsip 3R yakni salah satu cara yang efektif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. 3R meliputi pengurangan penggunaan bahan dan energi (Reduce), penggunaan kembali barang yang sudah ada (Reuse), dan daur ulang bahan yang sudah tidak terpakai (Recycle). Sebagai aksi nyata dari prinsip tersebut maka madrasah memiliki kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah yaitu sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah non-organik seperti kertas, plastik, dan logam dipilah dijadikan sebagai bahan kerajinan bagi siswa dan guru yang dapat menghasilkan karya yang memiliki nilai guna, nilai estetik, dan nilai jual. Kegiatan lain seperti bersih madrasahku yang dilakukan seminggu sekali yang mana mengambil sampah-sampah yang berada di lingkup madrasah dan di luar lingkungan madrasah.
Terlaksananya program pengelolaan sampah di madrasah merupakan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan dan tindakan nyata dapat berjalan berdampingan yang berdampak positif terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya program yang telah terlaksana diharapkan dapat memiliki dampak yang berkelanjutan dalam pengelolaan sampah dan menjadikan lingkungan belajar yang nyaman, bersih, lebih hijau dan berbudaya lingkungan.
Ga sabar nunggu hasil recyclenya